Senin, 02 April 2012

makalah sastra indonesia untuk sma


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
     Sastra Indonesia merupakan  unsur  bahasa yang terdapat di dalam bahasa Indonesia, berdasarkan  garis besar nya sastra berarti  bahasa yang indah atau tertata dengan baik, dan gaya penyajian nya menarik, sehingga berkesan di hati pembaca nya.
     Namun sering kali kita tidak mengerti apa yang di maksud dengan sasta, kebanyakan orang menyamakan antara sastra dan bahasa.
     Dalam sastra Indonesia sendiri,  benyak sekali bagian-bagianya. Secara garis besar sastra indonesia terbagi  menjadi dua yaitu sastra lama dan sastra baru/modern.
Dari sekian banyak sastra contoh nya seperti puisi, cerprn, novel,pantun,gurindam prosa dan sebagai nya dan di anatara  jenis-jenis karya sastra tersebut  memiliki ciri masing-masing, dan tidak bisa di kataka sama.
Maka unuk lebih jelas nya di sini akan kita bahas mengenai defenisi nya masing-masing.
1.2    Rumusan masalah
Untuk memudahkannya adabeberapa komponen yang akan  dibahas, diantaranya.
a.       Apakah yang di maksut dengan sastra?
b.      Apasajakan jenis-jenis karya sastra?
c.       Apakah perbedaan sastra lama dan sastra baru/modern?
d.      Sebutkan jenis-jenis karya sastra lama?
e.       Sebutkan jenis-jenis karya sastra baru/modern?
1.3    Tujuan
Untuk membantu siswa/siswi belajar membedakan dan memahami, serta membuat bagian
bagian  dari sastra Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1      Definisi Sastra.
          Berdasarkan asal usulnya, istilah kesusastraan berasal dari bahasa  sansekerta, yakni susastra. Su berarti bagus  atau indah, sedangkan sastra berarti  buku,tulisan atau  huruf. Berdasarkan kedua kata  itu, susastra di artikan tulisan yang indah.
Istilah tersebut kemudian mengalami perkembangan. Kesusastraan tidak hanya berupa tulisan, tetapi ada pula yang berbentuk lisan. Karya semacam itu di namakan  dengan sastra lisan. Oleh karena itu, sekarang  yang dinamakan dengan kesusastraan  meliputi karya sastra lisan dan tertulis  dengan ciri khas nya  terdapat pada keindahan  bahasanya.
          Berdasarkan defenisi tersebut, beberapa ahli kemudian  menyebutkan  ciri-ciri karya sastra  sebagai berikut:
1.      Bahasanya indah atau tertata dengan baik.
2.      Isinya menggambarkan manusia dengan berbagai persoalannya.
3.      Gaya penyajian nyamenarik sehingga berkesan di hati pembacanya.
1.2      Fungsi sastra.
Banyakfungsi atau manfaat dengan membaca karya-karya sastra, antara lain sebagai berikit.
1.      Fungsi rekreatif,dengan membaca karya sastra, seseorang dapat memperoleh kesenangan atau hiburan.
2.      Fungsi didaktif, dengan membaca karya sastra, seseorang dapat memperoleh wawasan pengetahuan tentang seluk-beluk kehidupan manusia. Seorang juga dapa memperoleh pelajaran tentang nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang ada di dalam nya.
1.3      Jenis-jenis karya sastra.
A.    Sastra lama.
Sastra lama sering juga di sebut dengan kesusastraan klasik atau tradisional. Zaman berkembangnya kesusastraan  klasik ini ialah sebelum masuk nya pengaruh barat  ke Indonesia. Bentuk-bentuk kesusastraan yang berkembang adalah dongeng, mantra, pantun, dan sejenisnya.

Ciri-ciri sastra lama,
Karya sastraklasik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1.      Nama pencipta nya tidak di ketahui (anonim)
2.      Cerita-ceritanya  banyak di warnai oleh hal-hal gaib.
3.      Banyak menggunakan kata-kata yang baku, seperti  alkisah, sahibul hikayat, menurut empunya cerita, konon, dan sejenis nya.
4.      Yang di kisahkan berupa  kehidupan istana, raja-raja, dewa-dewa, para pahlawan,  atau tokoh-tokoh mulia lainnya.
5.      Karena belum ada media cetak  dan elektronik, sastra klasik berkembang secara lisan.

Jenis-jenis sastra lama
Berikut adalah jenis-jenis karya sastra klasik.
Ø  Mantra
Mantra merupakan karya sastra lama yang berisi pujian-pujian  terhadap sesuatu yang gaib atau yang di keramatkan, seperti dewa, roh dan binatang. Mantra biasa nya di ucapkan  oleh pawang atau dukun  sewaktu melakukan upacara keagamaan ataupun ketika berdoa.
Ø  Pantun.
Pantun merupakan puisi lama  yang terdiri dari empat baris  dalam satu baitnya.  Baris pertama dan kedua merupakan  sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempatnya adalah isi.
Bunyi terakhir pada kalimat-kalimanya  berpola a-b-a-b.
Dengan demikian, bunyi akhir pada kalimat ketiga dan bunyi akhir kalimat kedua sama denga bunyi akhir  pada kalimat keempat.
Ø  Seloka
Seloka di sebut juga dengan pantun berbingkai. Bedanya dengan pantun, kalimat ke-2 dan ke-4  pada bait pertama di ulang kembali dan menjadi kalimat ke-1 dan ke-3 pada bait kedua nya. Pengulangan itu di lakukan terus-menerus  sehingga bait-bait dalam puisi  sambung-menyambung.
Ø  Talibun
Talibun adalah  pantun yang susunannya yang terdiri atas enam,delapan atau sepuluh baris. Pembagian bait nya sama dangan pantun biasa, maka tiga baris pertama marupakan sampiran dan tiga baris berikut nya  merupakan isi.
Ø  Pantun kilat
Pantun kilat atau karmina ialah pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama merupakan sampuran dan baris kedua isinya.


Ø  Gurindam
Gurindam di sebut juga  sajak  pribahasa atau sajak dua seuntai. Gurindam memiliki beberapa  persamaan dengan pantun yakni pada isinya. Gurindam banyak mengandungnasihat atau pendidikan, terutama yang berkaitan dengan masalah keagamaan.
Gurindam terdiri atas dua kalimat. Kalimat pertama berhubungan langsung dengan kalimat keduanya. Kalimat pertama selalu menyatakan pikiran atau pristiwa sedangkan kalimat keduanya menyatakan keterangan atau penjelasannya.
Ø  Syair
Syair merupan bentuk puisi klasik  yang merupakan pengaruh kebudayaanArab. Dilihat dan jumlah barisnya, syair hampir sama dengan pantun, yakni sama-sama terdiri atas empat baris. Perbedaan nya terletak  pada persajakan. Pantun bersajak a-b-a-b, sedangkan syair bersajak a-a-a-a. selain itu, pantun memiliki sampiran, sedangkan syair tidak memilikinya.
Ø  Dongeng binatang
Dongeng binatang atau fable adalah cerita yang tokoh-tokoh nya berupa binatang  dengan peran  layak nya manusia. Binatang-binatang itu dapat berbicaramakan,minum, berkeluarga  sebagaimana hal nya dengan manuia.
Fable tidak hanya di kenal di masyarakat nusantara, melainkan hampir dikenal di seluruh dunia. Bila pelaku popular fable pada masyarakat melayu itu adalah kancil,maka di jawa barat adalah kera, di eropa srigala,dan di kamboja kelinci.

Ø  Legenda
Legenda atau dengeng tentang asal-usul,terbagi kedalam tiga jenis, yakni sebagai berikut.
a.       Cerita asal-usul tumbuh-tumbuhan, misalnya asal usul padi, asal-uaul pohon jagung asal-usul pohon pisang.
b.      Cerita asal-usul binatan, contoh nya asal usul pertengkaran kucing dengan anjing, asal-usul kuda tidak bertanduk,asal-usul ikan  man berdarah merah.
c.       Cerita asal-usul terjadinya suatu  tempat, misalnya asal-usul dari gunung tangkuban perahu, dan asal-usul danau toba.
Ø  Dongeng pelipur lara
Dongeng pelipur lara ini bersifat  komedi, isi nya di penuhi dengan kisah-kisah lucu.
Ø  Hikayat
Hikayat berasal dari India dan Arab. Hikayat berisikan cerita  para dewa, peripengeran,putri, ataupun kehidupan para bangsawan. Hikayat banyak dipenuhi  cerita-cerita gaib  dan berbagai kesaktian. Karena tokoh da latar nya  banyak yang mengambil  dai sejarah, cerita terselubung sering  di sebut cerita sejarah.

B.     Sastra baru/modern.
a.      Puisi.
          Puisi adalah bentuk karya sastra  yang menggunakan  kata-kata yang indah dan kaya makna
1.      Keindahan sebuah puisi  di sebabkan oleh diksi,majas, rima dan irama.
2.      Kekayaan makna yang terkandung dalam puisi dilantarankan  oleh pemadatan unsur-unsur bahasa. Bahasa yang di gunakan dalam puisi  berbeda dengan yang di gukan  sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa  yang ringkas. Kata-kata yang di gunakan  adalah kata-kata konotatif, yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian.
Kekhasan puisi lainnya adalah  penyajian nya yang bersifat monolog.  Penyair mengutarakan parasaan dan fikirannya dengan berbicara sendiri  secara langsung.
Cirri-ciri puisi.
Berbeda dengan karya sastra lainnya, puisi memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a)      Mengutamakan keindahan bahasa
b)      Bahsa yang digunakannya  ringkas dan konotatif
c)      Di sajikan dalam bentuk monolog
Unsurunsur intrinsik pusi
a)      Diksi
Kata-kata yang di gunakan  dalam puisi merupakan  hasil pemilihan  yang sangat cermat.kata-katanya merupakan hasil pertimbangan, baik itu dalam makna susunan bunyinya maupun hubungan  kata itu dengan  kata-kata lain  dalam baris dan baitnya.
b)      Pengimajinasian
Dapat didefenisikan sebagai  kata atau susunan kata  yang dapat menimbulkan  khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasa mendengar, atau melihat sesuatu yang di ungkapkan penyair.
c)      Majas
Majas merupakan kalimat  ataupun ungkapan  yang di gunakan penyair  untuk mengatakan  sesuatu dengan cara membandingkan dengan  benda atau kata lain. Majas mengiaskan atau mempersamakan  sesuatu dengan hal yang lain.
d)     Rima/ritma
Rima adalah pengulangan bunyi  dalam puisi. Dengan adanya rima, suatu puisi menjadi indah. Makna yang  ditimbulkan nya pun lebuh kuat. Di samping rima, di kenal pula istilah ritma yang di artikan  sebagai pengulangan kata frase, atau kalimat-kalimat dalam puisi.
e)      Tipografi
Puisi tidak berbentuk paragraph melainkan membentuk  bait dalam puisi-puisikontemporer. Tipografi itu di pandang begitu penting sehingga menggeser kedudukan makna kata-kata

                                               
                                    Unsur isi
                                    Isi puisi meliputi  unsure-unsir berikut.
a)      Tema
Tema merupakan gagasan pokok  yang di ungkapkan  penyair dalam puisi. Tema berfungsi sebagai landasan  utama penyair dlam puisinya.
b)      Perasaan
Puisi merupakan karya sastra  yang  paling mewakili  ekspresi  perasaan penyair. Bentuk ekspresi itu dapat berupa kerinduan  kegelisahan, ataupun pengagungan kepada kekasih, alam, pahlawan, nabi, ataupun keada Allah SWT.
c)      Nada dan suasana
Sikap penyair pada pembaca ini disebut  nada puisi.
Adapun suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu. Suasana aadalah akibat  yang di timbulkan puisi itu terhadap jiwa pembaca.
d)     Amanat
Amanat merupakan pesan yang ingin  di sampaikan  penyair melalui  puisinya. Amanat tersilat  di balik kata-kata  yang di susun, dan juga berada di balik tema yang di ungkapkan.

                                    Untuk membacakan puisi tersebut agar tampak hidup, perlu di bantu
                                    dengan irama, mimik,  kinesik, dan volume suara.

b.      Prosa.
Prosa  adalah karya sastra yang berupa  cerita bebas. Bentuk prosa pada umumnya  merupakan perpaduan  dari monolog dan dialog. Namun adapula proses yang hanya  monolog dan ada pula  yang terdiri atas dialog-dialog.

Cirri-ciri prosa
Karya sastra yang berupa prosa memiliki cirri-ciri sebagai berikut.
1.      Pada umumnya berbentuk cerita. Karena itu, dalam proses trdapat unsure alurpenokohan, dan latar.
2.      Merupakan perpaduan dari bentuk monolog dan dialog.
Unsur-unsur prosa
v  Tema
Merupakan  inti atau ide pokok sebuah cerita
v  Alur
Merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat
v  Latar
Latar (setting) tempat, waktudan suasana terjadi nya [erbuatan tokoh atau  pristiwa yang di alami tokoh.


v  Penokohan
Adalah cara pengarang  menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita
v  Sudut pandang
Ialah posisi pengarang  dalam membawakan cerita
v  Gaya bahasa
Berfungsi untuk menciptakan  suatu nada atau suasana tertentu yang mempu memperlihatkan  hubungan dan iteraksi antara  sesame tokoh.
v  Amanat
Merupakan ajaran moral atau pesan dikatis  yang hendak di sampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui karya nya itu.
                                                Jenis-jenis prosa

1)      Novel

Novel adalah karya imajinatif  yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau  beberapa orang tokoh.



Brikut beberapa contoh judul novel sastra Indonesia.
no
judul
pengarang
1
Atheis
Achdiat kartahadimadja
2
Belangu
Armijin pane
3
Cinta dan kewajiban
L. wairata
4
Darah muda
Addinegoro
5
Harimau!harimau!
Mochtar lubis

2)      Cerpen
Cerpen adalah karangan  pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen di kisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, pristiwa yang mengharukan, dan mengandung kesan yang tidak mudah di lupakan.
Cerpen memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a.       Alur lebih sederhana
b.      Tokoh yang di munculkan hanya beberapa orang
c.       Latar yang di lukiskan hanya sebentar dan sangat terbatas
d.       Tema mengupas masalah yang relative sederhana.




Berikut beberapa contoh judul cerpen.
no
judul
pengarang
1
Barang tiada berharga
Armijn fane
2
Cara cichago
Moh.kasim
3
Isyik putih
Hamka
4
Kisah antara manusia
Armijn pane
5
Teman duduk
M .kasim

3)      Dongeng
Dongeng merupakan prosa  yang berisihal-hal yang tidak masuk akal atau tidak mungkin terjadi. Bisa terjadi dalam khayalan saja.misalnya orang yang dapat menjelma  berganti rupa, binatang yang dapat berkata-kata seperti manusia, orang yang dapat menghilang dan dapat terbang. Dongeng berfungsi sebagai media hiburan. Selain itu dongeng berfungsi untuk media pendidikan.cerita dalam dongeng memiliki  pessan-pesan yang berguna dalam  kehidupan sehari-hari. Dongeng malinkundang. Misalnya, dongeng itu berpesan  agar kita selalu menghormatiorang tua bagaimanapun keadaan nya.
4)      Biografi
Biografi adalah ceria tentang  perjalanan hidup seseorang mulai dari kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Biografi ditulis oleh orang lain. Dalam biografi, hal-hal yang di tulis  terutama berkenaan dengan  sisi-sisi penting tentang orang itu  dan berbagai sikap yang dapat d teladani pembaca.
5)      Otobiografi
Otobiografi adalah kisah  pribadi pengarang sendiri tentang perjalanan hidup nya, yakni sejak ia kecil hingga dewasa.
c.       Drama.
            Drama merupakan karya sastra yang diproyeksi diatas pentas. Berbeda dengan karya sastra lain nya, seperti puisi dan prosa, drama terbentuk atas dialog-dialog. Karena di proyeksikan untuk pementasan drama sering pula di sebut sebagaiseni pertunjukan atau teater.
            Karena itu drama dapat pula di artikan  sebagai bentuk karya  sastra yang menggambarkan  kehidupan dengan menyampaikan  pertikaian dan emosi  melalui lakuan dan dialo. Lakuan dan dialog dalam drama  tidak jauh berbeda dangan lakuan dan dalog dalm kehidupan sehari-hari.





Unsur-unsur drama

a.       Unsur intrinsik drama
·         Alur
Rangkaian pristiw a dan konflik  yang menggerakan jalan cerita  melalui rumitan kea rah klimaks dan selesai.
·         Tokoh
Ialah orang yang berperan dalam suatu drama.
·         Latar
Ialah keterangan mengenai ruang dan waktu.
·         Bahasa
Tidak hanya sebagai media komunikasih took. Tetapi juga menggambarkan karakter tokoh , latar, ataupun pristuwa yang sedang terjadi.
·         Perlengkapan
Sejumlah fasilitas yang di perlukan  sebagai pelengkap cerita. Beberapa di antara nya kostum, panggung , penataan cahaya, dan sistem akustik.
b.      Unsur ekstrinsik drama
Unsurefaktor yang ada di luar drama, namun berkaitan dengan cerita drama tersebut. Unsur yang di maksud, antara lain adalah sosial budaya, politik.

d.      Para pelaku
·         Penulis naskah
Naskahdrama tidak hanya menonjolkan seni peran,tetapi juga sarat dan pesan. Idenya murni dari pemikiran sang penulis naskah. Namun demikian, dapat pula di ambil  dari naskah orang lain ataupun dari kisah-kisah klasik. Biasanya penulis menafsirkan  ulang kisah tersebut sehingga banyak terjadi perubahan, baik itu dalam hal sudut pandang tokoh, ataupun setting nya.
·         Sutradara
Adlah orang yang paling bertanggung jawab dalam suatu pementasan.
·         Narrator
·         Narrator bisa juga di sebut dalang.tugas nya menceritakan kepada penonton mengenai isi cerita.
·         Pemain
Di sebut juga actor atau aktris. Pemain mendapatkan peran sesuai  dengan kemampuan nya.
·         Piñata artistik
Menyampaikan ide-idepanggungnya pada sutradara.
·         Piñata rias
·         Piñata kostum


BAB III
SIMPULAN
Sastra adalah hasil rasa yang merupakan sumber keindahan, yang termaksut dalam hasil karya sastra. Sastra lahir  dari sebuah peradaban dalam masyarakat, yang hidup, berkembang dan terus ada di dalam masyarakat tersebut. Dalam kebaradaan nya di tengah masyarakat sastra memiliki peranan dalam mengaktualisasikan suatu kebudayaan dari masyarakat.
Sastra bisa di anggap luhur dan tinggi bila sasta masuk ke dalam sendi kehidupan masyarakat yaitu budaya, dimana sastra adalah alat budaya masyarakat dalam berbudaya.
Maka dari itu sebuah sastra akan selalu berkembang dan dinamis dengan perkembangan masyarakat nya, sastra yang bisa di terima dan sesuai dengan perkembangan masyarakat akan tepat untuk mengaktualisasi kebudayaan tersebut. Jika sastra tidak dapat dinamis maka berbanding terbalik dengan tujuan dari sastra itu sendiri.






DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku.
Badudu, J.S (1981). Sari kesusastraan Indonesia. Bandung: Pustaka prima.
Depdikbd  (1974). Bahasa Indonesia. Jakarta: balai pustaka
_________(1979). Bahasa Indonesia SMU. Jakarta : Balai pustaka
__________(1987). Pedoman umum ejaan bahsa Indonesia yang di sempurnakan. Jakarta:  depdibud
Kraf, Gorys (1991). Diksi dan gaya bahasa. Jakarta: Garamedia
Kridalaksana, Harimurti(1990). Kelas kata dalam bahasa Indonesia. Jakarta; Gramedia
_________________(1993). Kamus ligustik. Jakarta; Gramedia
Sumber internet



LAMPIRAN-LAMPIRAN

Dengan maksud yang licik Datuk Maringgih meminjamkan uangnya pada Baginda Sulaiman. Berkat pinjangan uang dari Datuk Maringgih tersebut, usaha dagang Baginda maju pesat. Namun sayang, rupanya Datuk Maringgih menjadi iri hati melihat kemajuan dagang yang dicapai oleh Baginda Sulaiman ini, maka dengan seluruh orang suruhanya, yaitu pendekar lima, pendekar empat serta pendekar tiga, serta yanglainnya Datuk Maringgih memerintahkan untuk membakar toko Baginda Sulaiman. Dan toko Bagindapun habis terbakar. Akibatnya Baginda Sulaiman jauh bangrut dan sekligus dengan hutang yang menunpuk pada Datuk Maringgih.
Di tengah-tengah musibah tersebut, Datuk Maringgih menagih hutangnya kepadanya. Jlas, tentu saja Baginda Sulaiman tidak mempu membayarnya. Hal ini memang sengaja oelh datuk Maringgih, sebab dia sudah tahu pasti bahwa Baginda Sulaiman tidak mampu membayarnya. Dengan alasan hutang tersebut, Datuk Maringgih langsung menawarkan bagaimana kalau Siti Nurbaya, Putri Baginda Sulaiman dijadikan istri Datuk Maringgih. Kalau tawaran Datuk Maringgih ini diterima, maka hutangnya lunas. Dengan terpaksa dan berat hati, akhirnya Siti Nurbaya diserahkan untuk menadi istri Datuk Maringgih.
Waktu itu Samsulbahri, kekasih Siti Nurbaya sedang menuntut ilmu di Jakarta. Namun begitu, Samsul Bahri tahu bahwa kekasihnya diperistri oleh orang lain. Hal tersebut dia ketahui dari surat yang dikirim oleh Siti Nurbaya kepadanya. Dia sangat terpukul oleh kenyataan itu. Cintanya yang menggebu-gebu padanya kandas sudah. Dan begitupun dengan Siti Nurbaya sendiri, hatinya pun begitu hancur pula, kasihnya yang begitu dalam pada Samsulbahri kandas sudah akibat petaka yangmenimpa keluarganya.
Tidak lama kemudian, ayah Siti Nurbaya jatuh sakit karena derita yangmenimpanya begitu beruntun. Dan, kebetulan itu Samsulbahri sedang berlibur, sehingga dia punya waktu untuk mengunjungi keluarganya di Padang. Di samping kepulangnya kekampung pada waktu liburan karena kangennya pada keluarga, namun sebenarnya dia juga sekaligus hendak mengunjungi Siti Nurbaya yang sangat dia rindukan.
Ketika Samsulbahri dan Siti Nurbaya sedang duduk di bawah pohon, tiba-tiba muncul Datuk Maringgih di depan mereka. Datuk Maringgih begitu marah melihat mereka berdua yang sedang duduk bersenda gurau itu, sehingga Datuk maringgih berusaha menganiaya Siti Nurbaya. Samsulbahri tidak mau membiarkan kekasihnya dianiaya, maka Datuk Maringgih dia pukul hingga terjerembab jatuh ketanah. Karena saking kaget dan takut, Siti Nurbaya berteriak-teriak keras hingga terdengar oleh ayahnya di rumah yang sedang sakit keras. Mendengar teriakan anak yang sangat dicinatianya itu, dia berusaha bangun, namun karena dia tidak kuat, ayah Siti Nurbaya kemudian jatuh terjerembab di lantai. Dan rupanya itu juga nyawa Baginda Sulaiman langsung melayang.
Karena kejadian itu, Siti Nurbaya oleh datuk Maringgih diusir, karena dianggap telah mencoreng nama baik keluarganya dan adat istiadat. Siti Nurbaya kembali ke kampunyanya danm tinggal bersama bibinya. Sementara Samsulbahri yang ada di Jakarta hatinya hancur dan penuh dendam kepada Datuk Maringgih yang telah merebut kekasihnya. Siti Nurbaya menyusul kekasihnya ke Jakarta, naumun di tengah perjalanan dia hampir meninggal dunia, ia terjatuh kelaut karena ada seseorang yang mendorongnya. Tetapi Siti Nurbaya diselamatkan oleh seseorang yang telah memegang bajunya hingga dia tidak jadi jatuh ke laut.
Rupanya, walaupun dia selamat dari marabahaya tersebut, tetapi marabahaya sberikutnye menunggunya di daratan. Setibanya di Jakarta, Siti Nurbaya ditangkap polisi, karena surat telegram Datuk Maringgih yang memfitnah Siti Nurbaya bahwa dia ke Jakarta telah membawa lari emasnya atau hartanya.
Samsulbahri berusaha keras meolong kekasihnya itu agar pihak pemerintah mengadili Siti Nirbaya di Jakarta saja, bukan di Padang seperti permintaan Datuk Maringgih. Namun usahanya sia-sia, pengadilan tetap akan dilaksanakan di Padang. Namun karena tidak terbukti Siti Nurbaya bersalah akhirnya dia bebas.
Beberapa waktu kemudian. Samsulbahri yang sudah naik pangkat menjadi letnan dikirim oleh pemerintah ke Padang untuk membrantas para pengacau yang ada di daerah padang. Para pengacau itu rupanya salah satunya adalah Datuk Maringgih, maka terjadilah pertempuran sengit antara orang-orang Letnan Mas (gelar Samsulbahri) dengan orang-orang Datuk Maringgih. Letnan Mas berduel dengan Datuk Maringgih. Datuk Maringgih dihujani peluru oleh Lentan Mas, namun sebelum itu datuk Maringgih telah sempat melukai lentan Mas dengan pedangnya. Datuk Maringgih meninggal ditempat itu juga, sedangkan letan mas dirawat di rumah sakit.
Sewaktu di rumah sakit, sebelum dia meninggal dunia, dia minta agar dipertemukan dengan ayahnya untuk minta maaf atas segala kesalahannya. Ayah Samsulbahri juga sangat menyesal telah mengata-ngatai dia tempo dulu, yaitu ketika kejadian Samsulbahri memukul Datuk Maringgih dan mengacau keluarga orang yang sangat melanggar adat istiadat dan memalukan itu. Setelah berhasil betemu dengan ayahnya, Samsulbahripun meninggal dunia. Namun, sebelum meninggal dia minta kepada orangtuanya agar nanti di kuburkan di Gunung Padang dekat kekasihnya Siti Nurbaya. Perminataan itu dikabulkan oleh ayahnya, dia dikuburkan di Gunung Padang dekat dengan kuburan kekasihnya Siti Nurbaya. Dan di situlah kedua kekasih ini bertemu terakhir dan bersama untuk selama-lamanya.
Dengan maksud yang licik Datuk Maringgih meminjamkan uangnya pada Baginda Sulaiman. Berkat pinjangan uang dari Datuk Maringgih tersebut, usaha dagang Baginda maju pesat. Namun sayang, rupanya Datuk Maringgih menjadi iri hati melihat kemajuan dagang yang dicapai oleh Baginda Sulaiman ini, maka dengan seluruh orang suruhanya, yaitu pendekar lima, pendekar empat serta pendekar tiga, serta yanglainnya Datuk Maringgih memerintahkan untuk membakar toko Baginda Sulaiman. Dan toko Bagindapun habis terbakar. Akibatnya Baginda Sulaiman jauh bangrut dan sekligus dengan hutang yang menunpuk pada Datuk Maringgih.
Di tengah-tengah musibah tersebut, Datuk Maringgih menagih hutangnya kepadanya. Jlas, tentu saja Baginda Sulaiman tidak mempu membayarnya. Hal ini memang sengaja oelh datuk Maringgih, sebab dia sudah tahu pasti bahwa Baginda Sulaiman tidak mampu membayarnya. Dengan alasan hutang tersebut, Datuk Maringgih langsung menawarkan bagaimana kalau Siti Nurbaya, Putri Baginda Sulaiman dijadikan istri Datuk Maringgih. Kalau tawaran Datuk Maringgih ini diterima, maka hutangnya lunas. Dengan terpaksa dan berat hati, akhirnya Siti Nurbaya diserahkan untuk menadi istri Datuk Maringgih.
Waktu itu Samsulbahri, kekasih Siti Nurbaya sedang menuntut ilmu di Jakarta. Namun begitu, Samsul Bahri tahu bahwa kekasihnya diperistri oleh orang lain. Hal tersebut dia ketahui dari surat yang dikirim oleh Siti Nurbaya kepadanya. Dia sangat terpukul oleh kenyataan itu. Cintanya yang menggebu-gebu padanya kandas sudah. Dan begitupun dengan Siti Nurbaya sendiri, hatinya pun begitu hancur pula, kasihnya yang begitu dalam pada Samsulbahri kandas sudah akibat petaka yangmenimpa keluarganya.
Tidak lama kemudian, ayah Siti Nurbaya jatuh sakit karena derita yangmenimpanya begitu beruntun. Dan, kebetulan itu Samsulbahri sedang berlibur, sehingga dia punya waktu untuk mengunjungi keluarganya di Padang. Di samping kepulangnya kekampung pada waktu liburan karena kangennya pada keluarga, namun sebenarnya dia juga sekaligus hendak mengunjungi Siti Nurbaya yang sangat dia rindukan.
Ketika Samsulbahri dan Siti Nurbaya sedang duduk di bawah pohon, tiba-tiba muncul Datuk Maringgih di depan mereka. Datuk Maringgih begitu marah melihat mereka berdua yang sedang duduk bersenda gurau itu, sehingga Datuk maringgih berusaha menganiaya Siti Nurbaya. Samsulbahri tidak mau membiarkan kekasihnya dianiaya, maka Datuk Maringgih dia pukul hingga terjerembab jatuh ketanah. Karena saking kaget dan takut, Siti Nurbaya berteriak-teriak keras hingga terdengar oleh ayahnya di rumah yang sedang sakit keras. Mendengar teriakan anak yang sangat dicinatianya itu, dia berusaha bangun, namun karena dia tidak kuat, ayah Siti Nurbaya kemudian jatuh terjerembab di lantai. Dan rupanya itu juga nyawa Baginda Sulaiman langsung melayang.
Karena kejadian itu, Siti Nurbaya oleh datuk Maringgih diusir, karena dianggap telah mencoreng nama baik keluarganya dan adat istiadat. Siti Nurbaya kembali ke kampunyanya danm tinggal bersama bibinya. Sementara Samsulbahri yang ada di Jakarta hatinya hancur dan penuh dendam kepada Datuk Maringgih yang telah merebut kekasihnya. Siti Nurbaya menyusul kekasihnya ke Jakarta, naumun di tengah perjalanan dia hampir meninggal dunia, ia terjatuh kelaut karena ada seseorang yang mendorongnya. Tetapi Siti Nurbaya diselamatkan oleh seseorang yang telah memegang bajunya hingga dia tidak jadi jatuh ke laut.
Rupanya, walaupun dia selamat dari marabahaya tersebut, tetapi marabahaya sberikutnye menunggunya di daratan. Setibanya di Jakarta, Siti Nurbaya ditangkap polisi, karena surat telegram Datuk Maringgih yang memfitnah Siti Nurbaya bahwa dia ke Jakarta telah membawa lari emasnya atau hartanya.
Samsulbahri berusaha keras meolong kekasihnya itu agar pihak pemerintah mengadili Siti Nirbaya di Jakarta saja, bukan di Padang seperti permintaan Datuk Maringgih. Namun usahanya sia-sia, pengadilan tetap akan dilaksanakan di Padang. Namun karena tidak terbukti Siti Nurbaya bersalah akhirnya dia bebas.
Beberapa waktu kemudian. Samsulbahri yang sudah naik pangkat menjadi letnan dikirim oleh pemerintah ke Padang untuk membrantas para pengacau yang ada di daerah padang. Para pengacau itu rupanya salah satunya adalah Datuk Maringgih, maka terjadilah pertempuran sengit antara orang-orang Letnan Mas (gelar Samsulbahri) dengan orang-orang Datuk Maringgih. Letnan Mas berduel dengan Datuk Maringgih. Datuk Maringgih dihujani peluru oleh Lentan Mas, namun sebelum itu datuk Maringgih telah sempat melukai lentan Mas dengan pedangnya. Datuk Maringgih meninggal ditempat itu juga, sedangkan letan mas dirawat di rumah sakit.
Sewaktu di rumah sakit, sebelum dia meninggal dunia, dia minta agar dipertemukan dengan ayahnya untuk minta maaf atas segala kesalahannya. Ayah Samsulbahri juga sangat menyesal telah mengata-ngatai dia tempo dulu, yaitu ketika kejadian Samsulbahri memukul Datuk Maringgih dan mengacau keluarga orang yang sangat melanggar adat istiadat dan memalukan itu. Setelah berhasil betemu dengan ayahnya, Samsulbahripun meninggal dunia. Namun, sebelum meninggal dia minta kepada orangtuanya agar nanti di kuburkan di Gunung Padang dekat kekasihnya Siti Nurbaya. Perminataan itu dikabulkan oleh ayahnya, dia dikuburkan di Gunung Padang dekat dengan kuburan kekasihnya Siti Nurbaya. Dan di situlah kedua kekasih ini bertemu terakhir dan bersama untuk selama-lamanya.

Sinopsis Sukreni Gadis Bali

Men Negara berasal dari Karangasem, Bali. Ia meninggalkan daerah itu karena suatu persoalan dengan suaminya. Buleleng adalah tempat tujuannya. Mula-mulai ia menumpang di rumah seorang haji yang mempunyai tanah dan kebun yang luas. Namun, karena Men Negara rajin bekerja dan hemat, ia kemudian dapat memiliki kebun sendiri. Ketika pergi dari Karangasem, ia meninggalkan seorang anak yang baru berusia delapan bulan. Di tempat ini ia melahirkan dua orang anak bernama I Negeri yang berparas cantik itu dapat menarik para pekerja pemetik kelapa untuk singgal di warungya. Disamping itu, Men Negara pun pandai memasak sehingga masakannya selalu disukai oleh para pekerja itu. Di antara mereka yang datang ke warung Men Negara adalah I Gde Swamba, seorang pemilik kebun kelapa itu. Tak luput dari semua itu, Ni Negeri dan sudah tentu pula ibunya, mengharapkan agar anak gadisnya itu dapat memikat I Gde Swamba menjadi suaminya.
Suatu ketika, datanglah seorang manteri polisi bernama I Gusti Made Tusan ke daerah itu. Sebagai manteri polisi, ia disegani dan ditakuti penduduk. Banyak sudah kejahatan yang berhasil ditumpasnya. Ini berkat kerjasamanya dengan seorang mata-mata bernama I Made Aseman. Siang itu hampir saja Men Negara harus berurusan dengan I Gusti Made Aseman karena I Made Aseman mengetahui bahwa Men Nagara telah memotong babi tanpa surat izin dari yang berwenang. I Made Aseman sangat berharap agar Men Nagara dipenjarakan di Singaraja karena kesalahannya itu. Jika Men Nagara negara masuk penjara, para pemetik kelapa akan pindah ke warung iparnya. Namun, apa yang diharapkan I Made Aseman sia-sia belaka karena tuannya, I Gusti Made Tusan telah terpikat oleh tutur kata dan senyum Ni Negeri. Siang itu, Ida Gde Swamba dan para pemetik kelapa sedang makan dan minum di warung Men Nagara. Tanpa sepengetahuan mereka, datang seorang gadis bernama Luh Sukreni ke warung Men Nagara. Ia mencari I Gde Swamba untuk urusan sengketa warisan dengan kakaknya, I Sangia yang telah masuk agama kristen. Menurut adat dan agama Bali, jika seorang anak beralih agama lain, baginya tak ada hak untuk menerima harta warisan.
Namun kedatangan Luh Sukreni itu justru membuat Men Nagara dan Ni Negeri iri hati, apalagi Sukreni yang lebih cantik itu menanyakan Ida Gde Swamba. Ketika Menteri polisi itu tampak tertarik pada Sukreni dan berniat menjadikan Ni Sukrenis sebagai wanita simpanannya, dicarinyalah siasat agar keinginan Menteri Polisi terpenuhi. Pada kedatanganya yang kedua, Luh Sukreni kembali menanyakan Ida Gde Swamba di warung Men Negara. Namun orang yang dicarinya tak ada. Dengan ramah dan senyum manis, ibu dan anak menerima Luh Sukreni bahkan mereka memintanya untuk bermalam di warungnya sampai Ida Gde Swamba tiba. Tanpa prasangka burk, Luh Sukreni menerima tawaran itu. Saat itulah Men Negara menjalankan siasat jahatnya. Pada malam harinya, Luh Sukreni diperkosa oleh I Gusti Made Tusan. “Terima kasih Men Negara, atas pertolonganmu itu, hampir-hampir tak berhasil tetapi…”. Begitulah I Gusti Made Tusan menyatakan kesenangannya atas siasat busuk Men Negara. Sejak kejadian itu Luh Sukreni pergi entah kemana.
Alangkah terkejutnya Men Negara ketika I Negara, anaknya yang tidak bersama I Sudiana teman seperjalanan Luh Sukreni, mengatakan bahwa Ni Sukreni adalah anak kandung Men Negara sendiri. Ayah Ni Sukreni, I Nyoman Raka telah mengganti nama Men Widi menjadi Ni Sukreni. Perubahan nama itu dimaksudkan agar Ni Sukreni tak dapat diketahui lagi oleh ibunya. Men Negara sangat menyesal karena ia telah mengorbankan anaknya sendiri.
Ni Sukreni tak mau kembali ke kampungnya. Ia sangat malu apabila kejadian itu diketahui oleh ayahnya dan orang-orang di kampungnya. Ia mengembara entah kemana. Namun, Pan Gumiarning, salah seorang sahabat ayahnya, mau menerima Ni Sukreni untuk tinggal di rumahnya. Tak lama kemudian. Ni Sukreni melahirkan seorang anak dari hasil perbuatan jahat I Gusti Made Tusan. Anak itu diberi nama I Gustam.
Takdir telah menentukan Ni Sukreni dapat bertemu kembali Ida Gde Swamba. Semua itu berkat pertolongan I Made Aseman yang pada waktu itu sedang menjalani hukuman di Singaraja karena telah memukul I Negara sampai tak sadarkan diri. Ida Gde Swamba berjanji akan mengurus dan membiayai anaknya itu.
I Gustam ternyata tumbuh dengan perangai dan tabiat yang kasar. Sewaktu berusia dua belas tahun, ia sudah berani memukul kepala ibunya. Setelah dewasa, ia berani pula mencuri sampai akhirnya masuk tahanan polisi. Didalam tahanan, I Gustam justru banyak memperoleh pelajaran cara merampok dari I Sintung, salah seorang perampok dan penjahat berat yang sudah terkenal keganasannya, ahli dalam hal perampokan dan kejahatan.
Setelah keluar dari penjara, I Gustam membentuk sebuah kelompok. I Sintung yang ketika di dalam penjara sebagai gurunya, kini bertekuk lutut di bawah perintah I Gustam yang tak segan-segan membunuh siapa saja yang menentang perintahnya. Pada suatu malam, kelompok yang dikepalai I Gustam melaksanakan aksi perampokan di warung Men Negara. Namun rencana itu sudah diketahui oleh aparat keamanan. Perampokan di Men Negara mendapat perlawanan dari polisi yang dipimpin oleh I Gusti Made Tusan. I Gusti Made Tusan sendiri tidak mengenal bahwa musuh yang sedang dihadapinya adalah anaknya sendiri. Maka ketika I Gustam hampir putus asa karena terkena kelewang ayahnya, I Gusti Made Tusan baru mengetahui bahwa yang terbunuh itu adalah anaknya sendiri, setelah ia mendengar teriakan I Made Aseman. Akhirnya ayah dan anak itupun tersungkur dan mati!.





Sahabat Sejati
Oleh Suhartono
Betapa enak menjadi orang kaya. Semua serba ada. Segala keinginan terpenuhi. Karena semua tersedia. Seperti Iwan. Ia anak konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil mewah dengan supir pribadi.
Meskipun demikian ia tidaklah sombong. Juga sikap orang tuanya. Mereka sangat ramah. Mereka tidak pilih-pilih dalam soal bergaul. Seperti pada kawan kawan Iwan yang datang ke rumahnya. Mereka menyambut seolah keluarga. Sehingga kawan-kawan banyak yang betah kalau main di rumah Iwan.
Iwan sebenarnya mempunyai sahabat setia. Namanya Momon. Rumahnya masih satu kelurahan dengan rumah Iwan. Hanya beda RT. Namun, sudah hampir dua minggu Momon tidak main ke rumah Iwan.
“Ke mana, ya,Ma, Momon. Lama tidak muncul. Biasanya tiap hari ia tidak pernah absen. Selalu datang.”
“Mungkin sakit!” jawab Mama.
“Ih, iya, siapa tahu, ya, Ma? Kalau begitu nanti sore aku ingin menengoknya!” katanya bersemangat
Sudah tiga kali pintu rumah Momon diketuk Iwan. Tapi lama tak ada yang membuka. Kemudian Iwan menanyakan ke tetangga sebelah rumah Momon. Ia mendapat keterangan bahwa momon sudah dua minggu ikut orang tuanya pulang ke desa. Menurut kabar, bapak Momon di-PHK dari pekerjaannya. Rencananya mereka akan menjadi petani saja. Meskipun akhirnya mengorbankan kepentingan Momon. Terpaksa Momon tidak bisa melanjutkan sekolah lagi.
“Oh, kasihan Momon,” ucapnya dalam hati,
Di rumah Iwan tampak melamun. Ia memikirkan nasib sahabatnya itu. Setiap pulang sekolah ia selalu murung.
“Ada apa, Wan? Kamu seperti tampak lesu. Tidak seperti biasa. Kalau pulang sekolah selalu tegar dan ceria!” Papa menegur
“Momon, Pa.”
“Memangnya kenapa dengan sahabatmu itu. Sakitkah ia?”
Iwan menggeleng.
“Lantas!” Papa penasaran ingin tahu.
“Momon sekarang sudah pindah rumah. Kata tetangganya ia ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya di-PHK. Mereka katanya ingin menjadi petani saja”.
Papa menatap wajah Iwan tampak tertegun seperti kurang percaya dengan omongan Iwan.
“Kalau Papa tidak percaya, Tanya, deh, ke Pak RT atau ke tetangga sebelah!” ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong Momon!”
“Maksudmu?”
“Saya ingin Momon bisa berkumpul kembali dengan aku!” Iwan memohon dengan agak mendesak.
“Baiklah kalau begitu. Tapi, kamu harus mencari alamat Momon di desa itu!” kata Papa.
Dua hari kemudian Iwan baru berhasil memperoleh alamat rumah Momon di desa. Ia merasa senang. Ini karena berkat pertolongan pemilik rumah yang pernah dikontrak keluarga Momon.
Kemudian Iwan bersama Papa datang ke rumah Momon di wilayah Kadipaten. Namun lokasi rumahnya masih masuk ke dalam. Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan kami disambut orang tua Momon dan Momon sendiri. Betapa gembira hati Momon ketika bertemu dengan Iwan. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu.
Semula Momon agak kaget dengan kedatangan Iwan secara mendadak. Soalnya ia tidak memberi tahu lebih dulu kalau Iwan inginberkunjung ke rumah Momon di desa.
“Sorry, ya, Wan. Aku tak sempat memberi tahu kamu!”
“Ah, tidak apa-apa. Yang penting aku merasa gembira. Karena kita bisa berjumpa kembali!”
Setelah omong-omong cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangannya kepada orang tua Momon. Ternyata orang tua Momon tidak keberatan, dan menyerahkan segala keputusan kepada Momon sendiri.
“Begini, Mon, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu agar mau ikut kami ke Bandung. Kami menganggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana Mon, apakah kamu mau?” Tanya Papa.
“Soal sekolah kamu,” lanjut Papa, “kamu tak usah khawatir. Segala biaya pendidikan kamu saya yang akan menanggung.”
“Baiklah kalau memang Bapak dan Iwan menghendaki demikian, saya bersedia. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya.”
Kemudian Iwan bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Momon. Tampak mata Iwan berkaca-kaca. Karena merasa bahagia.Akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata mereka adalah sahabat sejati yang tak terpisahkan.
Kini Momon tinggal di rumah Iwan. Sementara orang tuanya tetap di desa. Selain mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek Momon yang sudah tua


PRAJURIT JAGA MALAM
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !

KRAWANG-BEKASI
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi


Si Pelit


Seorang yang sangat pelit mengubur emasnya secara diam-diam di tempat yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari dia pergi ke tempat dimana dia mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat sering melakukan hal itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, dapat menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan diam-diam pencuri itu menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi.
Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik rambutnya.
Satu orang pengembara kebetulan lewat di tempat itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi.
"Emasku! oh.. emasku!" kata si Pelit, "seseorang telah merampok saya!"
"Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa kamu menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di dalam rumah dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli sesuatu?"
"Membeli sesuatu?" teriak si Pelit dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu." teriaknya lagi dengan marah.
Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.
"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkan batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!"
Harta yang kita miliki sama nilainya dengan kegunaan harta tersebut.

Semut dan Belalang

Aesop

Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya.
"Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?"
"Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu."
Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar.
"Membuat lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.
Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain.