BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sastra Indonesia merupakan unsur
bahasa yang terdapat di dalam bahasa Indonesia, berdasarkan garis besar nya sastra berarti bahasa yang indah atau tertata dengan baik, dan
gaya penyajian nya menarik, sehingga berkesan di hati pembaca nya.
Namun sering kali kita tidak mengerti apa
yang di maksud dengan sasta, kebanyakan orang menyamakan antara sastra dan
bahasa.
Dalam sastra Indonesia sendiri, benyak sekali bagian-bagianya. Secara garis
besar sastra indonesia terbagi menjadi
dua yaitu sastra lama dan sastra baru/modern.
Dari sekian
banyak sastra contoh nya seperti puisi, cerprn, novel,pantun,gurindam prosa dan
sebagai nya dan di anatara jenis-jenis
karya sastra tersebut memiliki ciri
masing-masing, dan tidak bisa di kataka sama.
Maka unuk lebih
jelas nya di sini akan kita bahas mengenai defenisi nya masing-masing.
1.2 Rumusan
masalah
Untuk
memudahkannya adabeberapa komponen yang akan
dibahas, diantaranya.
a.
Apakah
yang di maksut dengan sastra?
b.
Apasajakan
jenis-jenis karya sastra?
c.
Apakah
perbedaan sastra lama dan sastra baru/modern?
d.
Sebutkan
jenis-jenis karya sastra lama?
e.
Sebutkan
jenis-jenis karya sastra baru/modern?
1.3
Tujuan
Untuk membantu
siswa/siswi belajar membedakan dan memahami, serta membuat bagian
bagian dari sastra Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Definisi
Sastra.
Berdasarkan asal usulnya, istilah kesusastraan berasal dari bahasa
sansekerta, yakni susastra. Su berarti
bagus atau indah,
sedangkan sastra berarti buku,tulisan atau huruf.
Berdasarkan kedua kata itu, susastra di artikan tulisan yang indah.
Istilah tersebut
kemudian mengalami perkembangan. Kesusastraan tidak hanya berupa tulisan,
tetapi ada pula yang berbentuk lisan. Karya semacam itu di namakan dengan sastra lisan. Oleh karena itu,
sekarang yang dinamakan dengan
kesusastraan meliputi karya sastra lisan
dan tertulis dengan ciri khas nya terdapat pada keindahan bahasanya.
Berdasarkan defenisi tersebut,
beberapa ahli kemudian menyebutkan ciri-ciri karya sastra sebagai berikut:
1.
Bahasanya
indah atau tertata dengan baik.
2.
Isinya
menggambarkan manusia dengan berbagai persoalannya.
3.
Gaya
penyajian nyamenarik sehingga berkesan di hati pembacanya.
1.2 Fungsi
sastra.
Banyakfungsi
atau manfaat dengan membaca karya-karya sastra, antara lain sebagai berikit.
1.
Fungsi rekreatif,dengan membaca karya sastra, seseorang dapat memperoleh
kesenangan atau hiburan.
2.
Fungsi didaktif, dengan membaca karya sastra, seseorang dapat
memperoleh wawasan pengetahuan tentang seluk-beluk kehidupan manusia. Seorang
juga dapa memperoleh pelajaran tentang nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang ada
di dalam nya.
1.3 Jenis-jenis
karya sastra.
A. Sastra
lama.
Sastra lama
sering juga di sebut dengan kesusastraan klasik atau tradisional. Zaman
berkembangnya kesusastraan klasik ini
ialah sebelum masuk nya pengaruh barat
ke Indonesia. Bentuk-bentuk kesusastraan yang berkembang adalah dongeng,
mantra, pantun, dan sejenisnya.
Ciri-ciri sastra lama,
Karya
sastraklasik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1.
Nama
pencipta nya tidak di ketahui (anonim)
2.
Cerita-ceritanya banyak di warnai oleh hal-hal gaib.
3.
Banyak
menggunakan kata-kata yang baku, seperti alkisah, sahibul hikayat, menurut empunya
cerita, konon, dan sejenis nya.
4.
Yang
di kisahkan berupa kehidupan istana,
raja-raja, dewa-dewa, para pahlawan,
atau tokoh-tokoh mulia lainnya.
5.
Karena
belum ada media cetak dan elektronik,
sastra klasik berkembang secara lisan.
Jenis-jenis
sastra lama
Berikut adalah jenis-jenis karya sastra klasik.
Ø
Mantra
Mantra merupakan
karya sastra lama yang berisi pujian-pujian
terhadap sesuatu yang gaib atau yang di keramatkan, seperti dewa, roh
dan binatang. Mantra biasa nya di ucapkan
oleh pawang atau dukun sewaktu
melakukan upacara keagamaan ataupun ketika berdoa.
Ø
Pantun.
Pantun merupakan
puisi lama yang terdiri dari empat
baris dalam satu baitnya. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan
keempatnya adalah isi.
Bunyi terakhir
pada kalimat-kalimanya berpola a-b-a-b.
Dengan demikian,
bunyi akhir pada kalimat ketiga dan bunyi akhir kalimat kedua sama denga bunyi
akhir pada kalimat keempat.
Ø
Seloka
Seloka di sebut
juga dengan pantun berbingkai. Bedanya dengan pantun, kalimat ke-2 dan
ke-4 pada bait pertama di ulang kembali
dan menjadi kalimat ke-1 dan ke-3 pada bait kedua nya. Pengulangan itu di
lakukan terus-menerus sehingga bait-bait
dalam puisi sambung-menyambung.
Ø
Talibun
Talibun
adalah pantun yang susunannya yang
terdiri atas enam,delapan atau sepuluh baris. Pembagian bait nya sama dangan
pantun biasa, maka tiga baris pertama marupakan sampiran dan tiga baris berikut
nya merupakan isi.
Ø
Pantun kilat
Pantun kilat
atau karmina ialah pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama merupakan
sampuran dan baris kedua isinya.
Ø
Gurindam
Gurindam di
sebut juga sajak pribahasa atau sajak dua seuntai. Gurindam
memiliki beberapa persamaan dengan
pantun yakni pada isinya. Gurindam banyak mengandungnasihat atau pendidikan,
terutama yang berkaitan dengan masalah keagamaan.
Gurindam terdiri
atas dua kalimat. Kalimat pertama berhubungan langsung dengan kalimat keduanya.
Kalimat pertama selalu menyatakan pikiran atau pristiwa sedangkan kalimat
keduanya menyatakan keterangan atau penjelasannya.
Ø
Syair
Syair merupan
bentuk puisi klasik yang merupakan
pengaruh kebudayaanArab. Dilihat dan jumlah barisnya, syair hampir sama dengan
pantun, yakni sama-sama terdiri atas empat baris. Perbedaan nya terletak pada persajakan. Pantun bersajak a-b-a-b,
sedangkan syair bersajak a-a-a-a. selain itu, pantun memiliki sampiran,
sedangkan syair tidak memilikinya.
Ø
Dongeng binatang
Dongeng binatang
atau fable adalah cerita yang tokoh-tokoh nya berupa binatang dengan peran
layak nya manusia. Binatang-binatang itu dapat berbicaramakan,minum,
berkeluarga sebagaimana hal nya dengan
manuia.
Fable tidak
hanya di kenal di masyarakat nusantara, melainkan hampir dikenal di seluruh
dunia. Bila pelaku popular fable pada masyarakat melayu itu adalah kancil,maka
di jawa barat adalah kera, di eropa srigala,dan di kamboja kelinci.
Ø
Legenda
Legenda atau
dengeng tentang asal-usul,terbagi kedalam tiga jenis, yakni sebagai berikut.
a.
Cerita
asal-usul tumbuh-tumbuhan, misalnya asal usul padi, asal-uaul pohon jagung
asal-usul pohon pisang.
b.
Cerita
asal-usul binatan, contoh nya asal usul pertengkaran kucing dengan anjing,
asal-usul kuda tidak bertanduk,asal-usul ikan
man berdarah merah.
c.
Cerita
asal-usul terjadinya suatu tempat,
misalnya asal-usul dari gunung tangkuban perahu, dan asal-usul danau toba.
Ø
Dongeng pelipur lara
Dongeng pelipur lara
ini bersifat komedi, isi nya di penuhi
dengan kisah-kisah lucu.
Ø
Hikayat
Hikayat berasal
dari India dan Arab. Hikayat berisikan cerita
para dewa, peripengeran,putri, ataupun kehidupan para bangsawan. Hikayat
banyak dipenuhi cerita-cerita gaib dan berbagai kesaktian. Karena tokoh da latar
nya banyak yang mengambil dai sejarah, cerita terselubung sering di sebut cerita sejarah.
B. Sastra
baru/modern.
a. Puisi.
Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna
1.
Keindahan
sebuah puisi di sebabkan oleh diksi,majas,
rima dan irama.
2.
Kekayaan
makna yang terkandung dalam puisi dilantarankan
oleh pemadatan unsur-unsur bahasa. Bahasa yang di gunakan dalam
puisi berbeda dengan yang di gukan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas. Kata-kata yang di gunakan adalah kata-kata konotatif, yang mengandung
banyak penafsiran dan pengertian.
Kekhasan puisi
lainnya adalah penyajian nya yang
bersifat monolog. Penyair mengutarakan
parasaan dan fikirannya dengan berbicara sendiri secara langsung.
Cirri-ciri puisi.
Berbeda dengan
karya sastra lainnya, puisi memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a)
Mengutamakan
keindahan bahasa
b)
Bahsa
yang digunakannya ringkas dan konotatif
c)
Di
sajikan dalam bentuk monolog
Unsurunsur
intrinsik pusi
a)
Diksi
Kata-kata yang
di gunakan dalam puisi merupakan hasil pemilihan yang sangat cermat.kata-katanya merupakan
hasil pertimbangan, baik itu dalam makna susunan bunyinya maupun hubungan kata itu dengan kata-kata lain dalam baris dan baitnya.
b)
Pengimajinasian
Dapat
didefenisikan sebagai kata atau susunan
kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Dengan daya
imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasa mendengar, atau melihat sesuatu
yang di ungkapkan penyair.
c)
Majas
Majas merupakan
kalimat ataupun ungkapan yang di gunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara membandingkan dengan benda atau kata lain. Majas mengiaskan atau
mempersamakan sesuatu dengan hal yang
lain.
d)
Rima/ritma
Rima adalah
pengulangan bunyi dalam puisi. Dengan
adanya rima, suatu puisi menjadi indah. Makna yang ditimbulkan nya pun lebuh kuat. Di samping
rima, di kenal pula istilah ritma yang di artikan sebagai pengulangan kata frase, atau
kalimat-kalimat dalam puisi.
e)
Tipografi
Puisi tidak
berbentuk paragraph melainkan membentuk
bait dalam puisi-puisikontemporer. Tipografi itu di pandang begitu
penting sehingga menggeser kedudukan makna kata-kata
Unsur isi
Isi
puisi meliputi unsure-unsir berikut.
a)
Tema
Tema merupakan
gagasan pokok yang di ungkapkan penyair dalam puisi. Tema berfungsi sebagai
landasan utama penyair dlam puisinya.
b)
Perasaan
Puisi merupakan
karya sastra yang paling mewakili ekspresi
perasaan penyair. Bentuk ekspresi itu dapat berupa kerinduan kegelisahan, ataupun pengagungan kepada
kekasih, alam, pahlawan, nabi, ataupun keada Allah SWT.
c)
Nada
dan suasana
Sikap penyair
pada pembaca ini disebut nada puisi.
Adapun suasana
adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu. Suasana aadalah
akibat yang di timbulkan puisi itu
terhadap jiwa pembaca.
d)
Amanat
Amanat merupakan
pesan yang ingin di sampaikan penyair melalui puisinya. Amanat tersilat di balik kata-kata yang di susun, dan juga berada di balik tema
yang di ungkapkan.
Untuk
membacakan puisi tersebut agar tampak hidup, perlu di bantu
dengan
irama, mimik, kinesik, dan volume suara.
b. Prosa.
Prosa adalah karya
sastra yang berupa cerita bebas. Bentuk
prosa pada umumnya merupakan
perpaduan dari monolog dan dialog. Namun
adapula proses yang hanya monolog dan
ada pula yang terdiri atas
dialog-dialog.
Cirri-ciri prosa
Karya sastra
yang berupa prosa memiliki cirri-ciri sebagai berikut.
1.
Pada
umumnya berbentuk cerita. Karena itu, dalam proses trdapat unsure
alurpenokohan, dan latar.
2.
Merupakan
perpaduan dari bentuk monolog dan dialog.
Unsur-unsur
prosa
v
Tema
Merupakan inti atau ide pokok sebuah cerita
v
Alur
Merupakan pola
pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat
v
Latar
Latar (setting) tempat, waktudan suasana
terjadi nya [erbuatan tokoh atau
pristiwa yang di alami tokoh.
v
Penokohan
Adalah cara
pengarang menggambarkan dan mengembangkan
karakter tokoh-tokoh dalam cerita
v
Sudut pandang
Ialah posisi
pengarang dalam membawakan cerita
v
Gaya bahasa
Berfungsi untuk
menciptakan suatu nada atau suasana
tertentu yang mempu memperlihatkan
hubungan dan iteraksi antara
sesame tokoh.
v
Amanat
Merupakan ajaran
moral atau pesan dikatis yang hendak di
sampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui karya nya itu.
Jenis-jenis prosa
1)
Novel
Novel adalah
karya imajinatif yang mengisahkan sisi
utuh atas problematika kehidupan seseorang atau
beberapa orang tokoh.
Brikut beberapa
contoh judul novel sastra Indonesia.
no
|
judul
|
pengarang
|
1
|
Atheis
|
Achdiat kartahadimadja
|
2
|
Belangu
|
Armijin pane
|
3
|
Cinta dan kewajiban
|
L. wairata
|
4
|
Darah muda
|
Addinegoro
|
5
|
Harimau!harimau!
|
Mochtar lubis
|
2)
Cerpen
Cerpen adalah
karangan pendek yang berbentuk prosa.
Dalam cerpen di kisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian,
pristiwa yang mengharukan, dan mengandung kesan yang tidak mudah di lupakan.
Cerpen memiliki
ciri-ciri sebagai berikut.
a.
Alur
lebih sederhana
b.
Tokoh
yang di munculkan hanya beberapa orang
c.
Latar
yang di lukiskan hanya sebentar dan sangat terbatas
d.
Tema mengupas masalah yang relative sederhana.
Berikut beberapa contoh judul cerpen.
no
|
judul
|
pengarang
|
1
|
Barang tiada berharga
|
Armijn fane
|
2
|
Cara cichago
|
Moh.kasim
|
3
|
Isyik putih
|
Hamka
|
4
|
Kisah antara manusia
|
Armijn pane
|
5
|
Teman duduk
|
M .kasim
|
3)
Dongeng
Dongeng
merupakan prosa yang berisihal-hal yang
tidak masuk akal atau tidak mungkin terjadi. Bisa terjadi dalam khayalan
saja.misalnya orang yang dapat menjelma
berganti rupa, binatang yang dapat berkata-kata seperti manusia, orang
yang dapat menghilang dan dapat terbang. Dongeng berfungsi sebagai media
hiburan. Selain itu dongeng berfungsi untuk media pendidikan.cerita dalam
dongeng memiliki pessan-pesan yang
berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Dongeng malinkundang. Misalnya, dongeng itu berpesan agar kita selalu menghormatiorang tua
bagaimanapun keadaan nya.
4)
Biografi
Biografi adalah
ceria tentang perjalanan hidup seseorang
mulai dari kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Biografi
ditulis oleh orang lain. Dalam biografi, hal-hal yang di tulis terutama berkenaan dengan sisi-sisi penting tentang orang itu dan berbagai sikap yang dapat d teladani
pembaca.
5)
Otobiografi
Otobiografi
adalah kisah pribadi pengarang sendiri
tentang perjalanan hidup nya, yakni sejak ia kecil hingga dewasa.
c. Drama.
Drama merupakan karya sastra yang
diproyeksi diatas pentas. Berbeda dengan karya sastra lain nya, seperti puisi
dan prosa, drama terbentuk atas dialog-dialog. Karena di proyeksikan untuk
pementasan drama sering pula di sebut sebagaiseni pertunjukan atau teater.
Karena itu drama dapat pula di
artikan sebagai bentuk karya sastra yang menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialo. Lakuan dan dialog
dalam drama tidak jauh berbeda dangan
lakuan dan dalog dalm kehidupan sehari-hari.
Unsur-unsur drama
a.
Unsur
intrinsik drama
·
Alur
Rangkaian
pristiw a dan konflik yang menggerakan
jalan cerita melalui rumitan kea rah
klimaks dan selesai.
·
Tokoh
Ialah orang yang
berperan dalam suatu drama.
·
Latar
Ialah keterangan
mengenai ruang dan waktu.
·
Bahasa
Tidak hanya
sebagai media komunikasih took. Tetapi juga menggambarkan karakter tokoh ,
latar, ataupun pristuwa yang sedang terjadi.
·
Perlengkapan
Sejumlah
fasilitas yang di perlukan sebagai
pelengkap cerita. Beberapa di antara nya kostum, panggung , penataan cahaya,
dan sistem akustik.
b.
Unsur
ekstrinsik drama
Unsurefaktor
yang ada di luar drama, namun berkaitan dengan cerita drama tersebut. Unsur
yang di maksud, antara lain adalah sosial budaya, politik.
d.
Para
pelaku
·
Penulis
naskah
Naskahdrama
tidak hanya menonjolkan seni peran,tetapi juga sarat dan pesan. Idenya murni
dari pemikiran sang penulis naskah. Namun demikian, dapat pula di ambil dari naskah orang lain ataupun dari
kisah-kisah klasik. Biasanya penulis menafsirkan ulang kisah tersebut sehingga banyak terjadi
perubahan, baik itu dalam hal sudut pandang tokoh, ataupun setting nya.
·
Sutradara
Adlah orang yang
paling bertanggung jawab dalam suatu pementasan.
·
Narrator
·
Narrator
bisa juga di sebut dalang.tugas nya menceritakan kepada penonton mengenai isi
cerita.
·
Pemain
Di sebut juga
actor atau aktris. Pemain mendapatkan peran sesuai dengan kemampuan nya.
·
Piñata
artistik
Menyampaikan
ide-idepanggungnya pada sutradara.
·
Piñata
rias
·
Piñata
kostum
BAB III
SIMPULAN
Sastra adalah hasil rasa yang merupakan sumber
keindahan, yang termaksut dalam hasil karya sastra. Sastra lahir dari sebuah peradaban dalam masyarakat, yang
hidup, berkembang dan terus ada di dalam masyarakat tersebut. Dalam kebaradaan
nya di tengah masyarakat sastra memiliki peranan dalam mengaktualisasikan suatu
kebudayaan dari masyarakat.
Sastra bisa di anggap luhur dan tinggi bila sasta
masuk ke dalam sendi kehidupan masyarakat yaitu budaya, dimana sastra adalah
alat budaya masyarakat dalam berbudaya.
Maka dari itu sebuah sastra akan selalu berkembang dan
dinamis dengan perkembangan masyarakat nya, sastra yang bisa di terima dan
sesuai dengan perkembangan masyarakat akan tepat untuk mengaktualisasi
kebudayaan tersebut. Jika sastra tidak dapat dinamis maka berbanding terbalik
dengan tujuan dari sastra itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku.
Badudu, J.S (1981). Sari kesusastraan Indonesia. Bandung: Pustaka prima.
Depdikbd
(1974). Bahasa Indonesia. Jakarta:
balai pustaka
_________(1979). Bahasa
Indonesia SMU. Jakarta : Balai pustaka
__________(1987). Pedoman
umum ejaan bahsa Indonesia yang di sempurnakan. Jakarta: depdibud
Kraf, Gorys (1991). Diksi dan gaya bahasa. Jakarta: Garamedia
Kridalaksana, Harimurti(1990). Kelas kata dalam bahasa Indonesia. Jakarta; Gramedia
_________________(1993). Kamus ligustik. Jakarta; Gramedia
Sumber internet
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Dengan maksud yang licik Datuk
Maringgih meminjamkan uangnya pada Baginda Sulaiman. Berkat pinjangan uang dari
Datuk Maringgih tersebut, usaha dagang Baginda maju pesat. Namun sayang,
rupanya Datuk Maringgih menjadi iri hati melihat kemajuan dagang yang dicapai
oleh Baginda Sulaiman ini, maka dengan seluruh orang suruhanya, yaitu pendekar
lima, pendekar empat serta pendekar tiga, serta yanglainnya Datuk Maringgih
memerintahkan untuk membakar toko Baginda Sulaiman. Dan toko Bagindapun habis
terbakar. Akibatnya Baginda Sulaiman jauh bangrut dan sekligus dengan hutang
yang menunpuk pada Datuk Maringgih.
Di tengah-tengah musibah
tersebut, Datuk Maringgih menagih hutangnya kepadanya. Jlas, tentu saja Baginda
Sulaiman tidak mempu membayarnya. Hal ini memang sengaja oelh datuk Maringgih,
sebab dia sudah tahu pasti bahwa Baginda Sulaiman tidak mampu membayarnya.
Dengan alasan hutang tersebut, Datuk Maringgih langsung menawarkan bagaimana
kalau Siti Nurbaya, Putri Baginda Sulaiman dijadikan istri Datuk Maringgih. Kalau
tawaran Datuk Maringgih ini diterima, maka hutangnya lunas. Dengan terpaksa dan
berat hati, akhirnya Siti Nurbaya diserahkan untuk menadi istri Datuk
Maringgih.
Waktu itu Samsulbahri, kekasih
Siti Nurbaya sedang menuntut ilmu di Jakarta. Namun begitu, Samsul Bahri tahu
bahwa kekasihnya diperistri oleh orang lain. Hal tersebut dia ketahui dari
surat yang dikirim oleh Siti Nurbaya kepadanya. Dia sangat terpukul oleh
kenyataan itu. Cintanya yang menggebu-gebu padanya kandas sudah. Dan begitupun
dengan Siti Nurbaya sendiri, hatinya pun begitu hancur pula, kasihnya yang
begitu dalam pada Samsulbahri kandas sudah akibat petaka yangmenimpa
keluarganya.
Tidak lama kemudian, ayah Siti
Nurbaya jatuh sakit karena derita yangmenimpanya begitu beruntun. Dan,
kebetulan itu Samsulbahri sedang berlibur, sehingga dia punya waktu untuk
mengunjungi keluarganya di Padang. Di samping kepulangnya kekampung pada waktu
liburan karena kangennya pada keluarga, namun sebenarnya dia juga sekaligus
hendak mengunjungi Siti Nurbaya yang sangat dia rindukan.
Ketika Samsulbahri dan Siti
Nurbaya sedang duduk di bawah pohon, tiba-tiba muncul Datuk Maringgih di depan
mereka. Datuk Maringgih begitu marah melihat mereka berdua yang sedang duduk
bersenda gurau itu, sehingga Datuk maringgih berusaha menganiaya Siti Nurbaya.
Samsulbahri tidak mau membiarkan kekasihnya dianiaya, maka Datuk Maringgih dia
pukul hingga terjerembab jatuh ketanah. Karena saking kaget dan takut, Siti
Nurbaya berteriak-teriak keras hingga terdengar oleh ayahnya di rumah yang
sedang sakit keras. Mendengar teriakan anak yang sangat dicinatianya itu, dia
berusaha bangun, namun karena dia tidak kuat, ayah Siti Nurbaya kemudian jatuh
terjerembab di lantai. Dan rupanya itu juga nyawa Baginda Sulaiman langsung
melayang.
Karena kejadian itu, Siti
Nurbaya oleh datuk Maringgih diusir, karena dianggap telah mencoreng nama baik
keluarganya dan adat istiadat. Siti Nurbaya kembali ke kampunyanya danm tinggal
bersama bibinya. Sementara Samsulbahri yang ada di Jakarta hatinya hancur dan penuh
dendam kepada Datuk Maringgih yang telah merebut kekasihnya. Siti Nurbaya
menyusul kekasihnya ke Jakarta, naumun di tengah perjalanan dia hampir
meninggal dunia, ia terjatuh kelaut karena ada seseorang yang mendorongnya.
Tetapi Siti Nurbaya diselamatkan oleh seseorang yang telah memegang bajunya
hingga dia tidak jadi jatuh ke laut.
Rupanya, walaupun dia selamat
dari marabahaya tersebut, tetapi marabahaya sberikutnye menunggunya di daratan.
Setibanya di Jakarta, Siti Nurbaya ditangkap polisi, karena surat telegram
Datuk Maringgih yang memfitnah Siti Nurbaya bahwa dia ke Jakarta telah membawa
lari emasnya atau hartanya.
Samsulbahri berusaha keras
meolong kekasihnya itu agar pihak pemerintah mengadili Siti Nirbaya di Jakarta
saja, bukan di Padang seperti permintaan Datuk Maringgih. Namun usahanya
sia-sia, pengadilan tetap akan dilaksanakan di Padang. Namun karena tidak
terbukti Siti Nurbaya bersalah akhirnya dia bebas.
Beberapa waktu kemudian.
Samsulbahri yang sudah naik pangkat menjadi letnan dikirim oleh pemerintah ke
Padang untuk membrantas para pengacau yang ada di daerah padang. Para pengacau
itu rupanya salah satunya adalah Datuk Maringgih, maka terjadilah pertempuran
sengit antara orang-orang Letnan Mas (gelar Samsulbahri) dengan orang-orang
Datuk Maringgih. Letnan Mas berduel dengan Datuk Maringgih. Datuk Maringgih
dihujani peluru oleh Lentan Mas, namun sebelum itu datuk Maringgih telah sempat
melukai lentan Mas dengan pedangnya. Datuk Maringgih meninggal ditempat itu
juga, sedangkan letan mas dirawat di rumah sakit.
Sewaktu di rumah sakit, sebelum
dia meninggal dunia, dia minta agar dipertemukan dengan ayahnya untuk minta
maaf atas segala kesalahannya. Ayah Samsulbahri juga sangat menyesal telah
mengata-ngatai dia tempo dulu, yaitu ketika kejadian Samsulbahri memukul Datuk
Maringgih dan mengacau keluarga orang yang sangat melanggar adat istiadat dan
memalukan itu. Setelah berhasil betemu dengan ayahnya, Samsulbahripun meninggal
dunia. Namun, sebelum meninggal dia minta kepada orangtuanya agar nanti di kuburkan
di Gunung Padang dekat kekasihnya Siti Nurbaya. Perminataan itu dikabulkan oleh
ayahnya, dia dikuburkan di Gunung Padang dekat dengan kuburan kekasihnya Siti
Nurbaya. Dan di situlah kedua kekasih ini bertemu terakhir dan bersama untuk
selama-lamanya.
Dengan maksud yang licik Datuk
Maringgih meminjamkan uangnya pada Baginda Sulaiman. Berkat pinjangan uang dari
Datuk Maringgih tersebut, usaha dagang Baginda maju pesat. Namun sayang,
rupanya Datuk Maringgih menjadi iri hati melihat kemajuan dagang yang dicapai
oleh Baginda Sulaiman ini, maka dengan seluruh orang suruhanya, yaitu pendekar
lima, pendekar empat serta pendekar tiga, serta yanglainnya Datuk Maringgih
memerintahkan untuk membakar toko Baginda Sulaiman. Dan toko Bagindapun habis
terbakar. Akibatnya Baginda Sulaiman jauh bangrut dan sekligus dengan hutang
yang menunpuk pada Datuk Maringgih.
Di tengah-tengah musibah
tersebut, Datuk Maringgih menagih hutangnya kepadanya. Jlas, tentu saja Baginda
Sulaiman tidak mempu membayarnya. Hal ini memang sengaja oelh datuk Maringgih,
sebab dia sudah tahu pasti bahwa Baginda Sulaiman tidak mampu membayarnya.
Dengan alasan hutang tersebut, Datuk Maringgih langsung menawarkan bagaimana
kalau Siti Nurbaya, Putri Baginda Sulaiman dijadikan istri Datuk Maringgih. Kalau
tawaran Datuk Maringgih ini diterima, maka hutangnya lunas. Dengan terpaksa dan
berat hati, akhirnya Siti Nurbaya diserahkan untuk menadi istri Datuk
Maringgih.
Waktu itu Samsulbahri, kekasih
Siti Nurbaya sedang menuntut ilmu di Jakarta. Namun begitu, Samsul Bahri tahu
bahwa kekasihnya diperistri oleh orang lain. Hal tersebut dia ketahui dari
surat yang dikirim oleh Siti Nurbaya kepadanya. Dia sangat terpukul oleh
kenyataan itu. Cintanya yang menggebu-gebu padanya kandas sudah. Dan begitupun
dengan Siti Nurbaya sendiri, hatinya pun begitu hancur pula, kasihnya yang
begitu dalam pada Samsulbahri kandas sudah akibat petaka yangmenimpa
keluarganya.
Tidak lama kemudian, ayah Siti
Nurbaya jatuh sakit karena derita yangmenimpanya begitu beruntun. Dan, kebetulan
itu Samsulbahri sedang berlibur, sehingga dia punya waktu untuk mengunjungi
keluarganya di Padang. Di samping kepulangnya kekampung pada waktu liburan
karena kangennya pada keluarga, namun sebenarnya dia juga sekaligus hendak
mengunjungi Siti Nurbaya yang sangat dia rindukan.
Ketika Samsulbahri dan Siti
Nurbaya sedang duduk di bawah pohon, tiba-tiba muncul Datuk Maringgih di depan
mereka. Datuk Maringgih begitu marah melihat mereka berdua yang sedang duduk
bersenda gurau itu, sehingga Datuk maringgih berusaha menganiaya Siti Nurbaya.
Samsulbahri tidak mau membiarkan kekasihnya dianiaya, maka Datuk Maringgih dia
pukul hingga terjerembab jatuh ketanah. Karena saking kaget dan takut, Siti
Nurbaya berteriak-teriak keras hingga terdengar oleh ayahnya di rumah yang
sedang sakit keras. Mendengar teriakan anak yang sangat dicinatianya itu, dia
berusaha bangun, namun karena dia tidak kuat, ayah Siti Nurbaya kemudian jatuh
terjerembab di lantai. Dan rupanya itu juga nyawa Baginda Sulaiman langsung
melayang.
Karena kejadian itu, Siti
Nurbaya oleh datuk Maringgih diusir, karena dianggap telah mencoreng nama baik
keluarganya dan adat istiadat. Siti Nurbaya kembali ke kampunyanya danm tinggal
bersama bibinya. Sementara Samsulbahri yang ada di Jakarta hatinya hancur dan
penuh dendam kepada Datuk Maringgih yang telah merebut kekasihnya. Siti Nurbaya
menyusul kekasihnya ke Jakarta, naumun di tengah perjalanan dia hampir
meninggal dunia, ia terjatuh kelaut karena ada seseorang yang mendorongnya.
Tetapi Siti Nurbaya diselamatkan oleh seseorang yang telah memegang bajunya
hingga dia tidak jadi jatuh ke laut.
Rupanya, walaupun dia selamat
dari marabahaya tersebut, tetapi marabahaya sberikutnye menunggunya di daratan.
Setibanya di Jakarta, Siti Nurbaya ditangkap polisi, karena surat telegram
Datuk Maringgih yang memfitnah Siti Nurbaya bahwa dia ke Jakarta telah membawa
lari emasnya atau hartanya.
Samsulbahri berusaha keras
meolong kekasihnya itu agar pihak pemerintah mengadili Siti Nirbaya di Jakarta
saja, bukan di Padang seperti permintaan Datuk Maringgih. Namun usahanya
sia-sia, pengadilan tetap akan dilaksanakan di Padang. Namun karena tidak
terbukti Siti Nurbaya bersalah akhirnya dia bebas.
Beberapa waktu kemudian.
Samsulbahri yang sudah naik pangkat menjadi letnan dikirim oleh pemerintah ke
Padang untuk membrantas para pengacau yang ada di daerah padang. Para pengacau
itu rupanya salah satunya adalah Datuk Maringgih, maka terjadilah pertempuran
sengit antara orang-orang Letnan Mas (gelar Samsulbahri) dengan orang-orang
Datuk Maringgih. Letnan Mas berduel dengan Datuk Maringgih. Datuk Maringgih
dihujani peluru oleh Lentan Mas, namun sebelum itu datuk Maringgih telah sempat
melukai lentan Mas dengan pedangnya. Datuk Maringgih meninggal ditempat itu
juga, sedangkan letan mas dirawat di rumah sakit.
Sewaktu di rumah sakit, sebelum
dia meninggal dunia, dia minta agar dipertemukan dengan ayahnya untuk minta
maaf atas segala kesalahannya. Ayah Samsulbahri juga sangat menyesal telah
mengata-ngatai dia tempo dulu, yaitu ketika kejadian Samsulbahri memukul Datuk
Maringgih dan mengacau keluarga orang yang sangat melanggar adat istiadat dan
memalukan itu. Setelah berhasil betemu dengan ayahnya, Samsulbahripun meninggal
dunia. Namun, sebelum meninggal dia minta kepada orangtuanya agar nanti di
kuburkan di Gunung Padang dekat kekasihnya Siti Nurbaya. Perminataan itu
dikabulkan oleh ayahnya, dia dikuburkan di Gunung Padang dekat dengan kuburan
kekasihnya Siti Nurbaya. Dan di situlah kedua kekasih ini bertemu terakhir dan
bersama untuk selama-lamanya.
Sinopsis Sukreni Gadis Bali
Men Negara
berasal dari Karangasem, Bali. Ia meninggalkan daerah itu karena suatu
persoalan dengan suaminya. Buleleng adalah tempat tujuannya. Mula-mulai ia
menumpang di rumah seorang haji yang mempunyai tanah dan kebun yang luas.
Namun, karena Men Negara rajin bekerja dan hemat, ia kemudian dapat memiliki
kebun sendiri. Ketika pergi dari Karangasem, ia meninggalkan seorang anak yang
baru berusia delapan bulan. Di tempat ini ia melahirkan dua orang anak bernama
I Negeri yang berparas cantik itu dapat menarik para pekerja pemetik kelapa
untuk singgal di warungya. Disamping itu, Men Negara pun pandai memasak sehingga
masakannya selalu disukai oleh para pekerja itu. Di antara mereka yang datang
ke warung Men Negara adalah I Gde Swamba, seorang pemilik kebun kelapa itu. Tak
luput dari semua itu, Ni Negeri dan sudah tentu pula ibunya, mengharapkan agar
anak gadisnya itu dapat memikat I Gde Swamba menjadi suaminya.
Suatu ketika, datanglah seorang
manteri polisi bernama I Gusti Made Tusan ke daerah itu. Sebagai manteri
polisi, ia disegani dan ditakuti penduduk. Banyak sudah kejahatan yang berhasil
ditumpasnya. Ini berkat kerjasamanya dengan seorang mata-mata bernama I Made
Aseman. Siang itu hampir saja Men Negara harus berurusan dengan I Gusti Made
Aseman karena I Made Aseman mengetahui bahwa Men Nagara telah memotong babi
tanpa surat izin dari yang berwenang. I Made Aseman sangat berharap agar Men
Nagara dipenjarakan di Singaraja karena kesalahannya itu. Jika Men Nagara
negara masuk penjara, para pemetik kelapa akan pindah ke warung iparnya. Namun,
apa yang diharapkan I Made Aseman sia-sia belaka karena tuannya, I Gusti Made
Tusan telah terpikat oleh tutur kata dan senyum Ni Negeri. Siang itu, Ida Gde
Swamba dan para pemetik kelapa sedang makan dan minum di warung Men Nagara.
Tanpa sepengetahuan mereka, datang seorang gadis bernama Luh Sukreni ke warung
Men Nagara. Ia mencari I Gde Swamba untuk urusan sengketa warisan dengan
kakaknya, I Sangia yang telah masuk agama kristen. Menurut adat dan agama Bali,
jika seorang anak beralih agama lain, baginya tak ada hak untuk menerima harta
warisan.
Namun kedatangan Luh Sukreni itu
justru membuat Men Nagara dan Ni Negeri iri hati, apalagi Sukreni yang lebih
cantik itu menanyakan Ida Gde Swamba. Ketika Menteri polisi itu tampak tertarik
pada Sukreni dan berniat menjadikan Ni Sukrenis sebagai wanita simpanannya,
dicarinyalah siasat agar keinginan Menteri Polisi terpenuhi. Pada kedatanganya
yang kedua, Luh Sukreni kembali menanyakan Ida Gde Swamba di warung Men Negara.
Namun orang yang dicarinya tak ada. Dengan ramah dan senyum manis, ibu dan anak
menerima Luh Sukreni bahkan mereka memintanya untuk bermalam di warungnya
sampai Ida Gde Swamba tiba. Tanpa prasangka burk, Luh Sukreni menerima tawaran
itu. Saat itulah Men Negara menjalankan siasat jahatnya. Pada malam harinya,
Luh Sukreni diperkosa oleh I Gusti Made Tusan. “Terima kasih Men Negara, atas
pertolonganmu itu, hampir-hampir tak berhasil tetapi…”. Begitulah I Gusti Made
Tusan menyatakan kesenangannya atas siasat busuk Men Negara. Sejak kejadian itu
Luh Sukreni pergi entah kemana.
Alangkah terkejutnya Men Negara
ketika I Negara, anaknya yang tidak bersama I Sudiana teman seperjalanan Luh
Sukreni, mengatakan bahwa Ni Sukreni adalah anak kandung Men Negara sendiri.
Ayah Ni Sukreni, I Nyoman Raka telah mengganti nama Men Widi menjadi Ni
Sukreni. Perubahan nama itu dimaksudkan agar Ni Sukreni tak dapat diketahui
lagi oleh ibunya. Men Negara sangat menyesal karena ia telah mengorbankan
anaknya sendiri.
Ni Sukreni tak mau kembali ke
kampungnya. Ia sangat malu apabila kejadian itu diketahui oleh ayahnya dan
orang-orang di kampungnya. Ia mengembara entah kemana. Namun, Pan Gumiarning,
salah seorang sahabat ayahnya, mau menerima Ni Sukreni untuk tinggal di
rumahnya. Tak lama kemudian. Ni Sukreni melahirkan seorang anak dari hasil
perbuatan jahat I Gusti Made Tusan. Anak itu diberi nama I Gustam.
Takdir telah menentukan Ni
Sukreni dapat bertemu kembali Ida Gde Swamba. Semua itu berkat pertolongan I
Made Aseman yang pada waktu itu sedang menjalani hukuman di Singaraja karena
telah memukul I Negara sampai tak sadarkan diri. Ida Gde Swamba berjanji akan
mengurus dan membiayai anaknya itu.
I Gustam ternyata tumbuh dengan
perangai dan tabiat yang kasar. Sewaktu berusia dua belas tahun, ia sudah
berani memukul kepala ibunya. Setelah dewasa, ia berani pula mencuri sampai
akhirnya masuk tahanan polisi. Didalam tahanan, I Gustam justru banyak
memperoleh pelajaran cara merampok dari I Sintung, salah seorang perampok dan
penjahat berat yang sudah terkenal keganasannya, ahli dalam hal perampokan dan
kejahatan.
Setelah keluar dari penjara, I
Gustam membentuk sebuah kelompok. I Sintung yang ketika di dalam penjara
sebagai gurunya, kini bertekuk lutut di bawah perintah I Gustam yang tak
segan-segan membunuh siapa saja yang menentang perintahnya. Pada suatu malam,
kelompok yang dikepalai I Gustam melaksanakan aksi perampokan di warung Men
Negara. Namun rencana itu sudah diketahui oleh aparat keamanan. Perampokan di
Men Negara mendapat perlawanan dari polisi yang dipimpin oleh I Gusti Made
Tusan. I Gusti Made Tusan sendiri tidak mengenal bahwa musuh yang sedang dihadapinya
adalah anaknya sendiri. Maka ketika I Gustam hampir putus asa karena terkena
kelewang ayahnya, I Gusti Made Tusan baru mengetahui bahwa yang terbunuh itu
adalah anaknya sendiri, setelah ia mendengar teriakan I Made Aseman. Akhirnya
ayah dan anak itupun tersungkur dan mati!.
Sahabat
Sejati
Oleh Suhartono
Betapa enak menjadi orang kaya. Semua serba ada.
Segala keinginan terpenuhi. Karena semua tersedia. Seperti Iwan. Ia anak
konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil mewah dengan
supir pribadi.
Meskipun demikian ia tidaklah sombong. Juga sikap
orang tuanya. Mereka sangat ramah. Mereka tidak pilih-pilih dalam soal bergaul.
Seperti pada kawan kawan Iwan yang datang ke rumahnya. Mereka menyambut seolah
keluarga. Sehingga kawan-kawan banyak yang betah kalau main di rumah Iwan.
Iwan sebenarnya mempunyai sahabat
setia. Namanya Momon. Rumahnya masih satu kelurahan dengan rumah Iwan. Hanya
beda RT. Namun, sudah hampir dua minggu Momon tidak main ke rumah Iwan.
“Ke mana, ya,Ma, Momon. Lama tidak
muncul. Biasanya tiap hari ia tidak pernah absen. Selalu datang.”
“Mungkin sakit!” jawab Mama.
“Ih, iya, siapa tahu, ya, Ma? Kalau
begitu nanti sore aku ingin menengoknya!” katanya bersemangat
Sudah tiga kali pintu rumah Momon
diketuk Iwan. Tapi lama tak ada yang membuka. Kemudian Iwan menanyakan ke
tetangga sebelah rumah Momon. Ia mendapat keterangan bahwa momon sudah dua
minggu ikut orang tuanya pulang ke desa. Menurut kabar, bapak Momon di-PHK dari
pekerjaannya. Rencananya mereka akan menjadi petani saja. Meskipun akhirnya
mengorbankan kepentingan Momon. Terpaksa Momon tidak bisa melanjutkan sekolah
lagi.
“Oh, kasihan Momon,” ucapnya dalam
hati,
Di rumah Iwan tampak melamun. Ia
memikirkan nasib sahabatnya itu. Setiap pulang sekolah ia selalu murung.
“Ada apa, Wan? Kamu seperti tampak
lesu. Tidak seperti biasa. Kalau pulang sekolah selalu tegar dan ceria!” Papa
menegur
“Momon, Pa.”
“Memangnya kenapa dengan sahabatmu
itu. Sakitkah ia?”
Iwan menggeleng.
“Lantas!” Papa penasaran ingin tahu.
“Momon sekarang sudah pindah rumah.
Kata tetangganya ia ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya di-PHK.
Mereka katanya ingin menjadi petani saja”.
Papa menatap wajah Iwan tampak
tertegun seperti kurang percaya dengan omongan Iwan.
“Kalau Papa tidak percaya, Tanya,
deh, ke Pak RT atau ke tetangga sebelah!” ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong
Momon!”
“Maksudmu?”
“Saya ingin Momon bisa berkumpul
kembali dengan aku!” Iwan memohon dengan agak mendesak.
“Baiklah kalau begitu. Tapi, kamu
harus mencari alamat Momon di desa itu!” kata Papa.
Dua hari kemudian Iwan baru berhasil
memperoleh alamat rumah Momon di desa. Ia merasa senang. Ini karena berkat
pertolongan pemilik rumah yang pernah dikontrak keluarga Momon.
Kemudian Iwan bersama Papa datang ke
rumah Momon di wilayah Kadipaten. Namun lokasi rumahnya masih masuk ke dalam.
Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan kami disambut orang
tua Momon dan Momon sendiri. Betapa gembira hati Momon ketika bertemu dengan
Iwan. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu.
Semula Momon agak kaget dengan
kedatangan Iwan secara mendadak. Soalnya ia tidak memberi tahu lebih dulu kalau
Iwan inginberkunjung ke rumah Momon di desa.
“Sorry, ya, Wan. Aku tak sempat
memberi tahu kamu!”
“Ah, tidak apa-apa. Yang penting aku
merasa gembira. Karena kita bisa berjumpa kembali!”
Setelah omong-omong cukup lama, Papa
menjelaskan tujuan kedatangannya kepada orang tua Momon. Ternyata orang tua
Momon tidak keberatan, dan menyerahkan segala keputusan kepada Momon sendiri.
“Begini, Mon, kedatangan kami
kemari, ingin mengajak kamu agar mau ikut kami ke Bandung. Kami menganggap kamu
itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana Mon, apakah kamu mau?” Tanya
Papa.
“Soal sekolah kamu,” lanjut Papa,
“kamu tak usah khawatir. Segala biaya pendidikan kamu saya yang akan
menanggung.”
“Baiklah kalau memang Bapak dan Iwan
menghendaki demikian, saya bersedia. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas
kebaikan Bapak yang mau membantu saya.”
Kemudian Iwan bangkit dari tempat
duduk lalu mendekat memeluk Momon. Tampak mata Iwan berkaca-kaca. Karena merasa
bahagia.Akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata mereka adalah sahabat
sejati yang tak terpisahkan.
Kini Momon tinggal di rumah Iwan.
Sementara orang tuanya tetap di desa. Selain mengerjakan sawah, mereka juga
merawat nenek Momon yang sudah tua
PRAJURIT
JAGA MALAM
Waktu
jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
KRAWANG-BEKASI
Kami
yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami
bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami
sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami
cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau
jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami
bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang,
kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami
sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang,
kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
Si Pelit
Seorang yang sangat pelit mengubur emasnya secara
diam-diam di tempat yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari dia pergi ke
tempat dimana dia mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali
satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat
sering melakukan hal itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, dapat
menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan
diam-diam pencuri itu menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi.
Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia
menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik
rambutnya.
Satu orang pengembara kebetulan lewat di tempat itu
mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi.
"Emasku! oh.. emasku!" kata si Pelit,
"seseorang telah merampok saya!"
"Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa kamu
menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di dalam rumah
dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli
sesuatu?"
"Membeli sesuatu?" teriak si Pelit dengan
marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak
pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu." teriaknya
lagi dengan marah.
Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar
dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.
"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup
dan kuburkan batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah
hilang!"
Harta yang kita miliki sama nilainya dengan
kegunaan harta tersebut.
Semut dan Belalang
Aesop
Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga
semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan
makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama
musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di
tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan
sedikit makan untuk dirinya.
"Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut,
"tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim
dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang
musim panas?"
"Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan
makanan," keluh sang Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan
sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu."
Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena
merasa gusar.
"Membuat lagu katamu ya?" kata sang
Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada
musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian semut-semut tersebut
membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang
Belalang lagi.
Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk
bermain.